The 28th KSF: Strategi dan Kiat Sukses Mengikuti Program MBKM IISMA

Fleksibilitas dan mobilitas menjadi harga mati di era yang dinamis ini. Tuntutan zaman dan perkembangan Ilmu Pengetahuan serta Teknologi  (IPTEK) memaksa setiap orang dan setiap kelompok untuk bergerak gesit dan luwes. Selain itu, pandemi COVID-19 pun sudah menggeser paradigma di masyarakat sehingga “percepatan” digitalisasi pun terjadi di seluruh sektor, termasuk sektor pendidikan tinggi. Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbudristekdikti pun mengambil langkah untuk mempersiapkan para mahasiswa agar selalu dapat bersaing dan memiliki kualitas unggulan sebagai generasi penerus bangsa. Salah satunya adalah melalui Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). IISMA merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan skema pemberian beasiswa bagi mahasiswa yang ingin merasakan berkuliah di luar negeri selama 1 (satu) semester. Beasiswa ini memungkinkan mahasiswa untuk mempelajari hal baru di luar perkuliahan program studi yang diambilnya, serta dapat memperoleh pengalaman secara nyata dalam menuntut ilmu di luar negeri.

Universitas Terbuka (UT) sebagai institusi pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh pun selalu berkomitmen penuh dalam mendukung program Kemendikbudristekdikti ini. Bahkan, salah satu mahasiswa UT bernama Muhammad Bijaksabara Himawan berhasil tembus menjadi Alumni IISMA 2022. Selain itu, bukti komitmen UT dalam mendukung IISMA adalah dengan menyelenggarakan “The 28th Knowledge Sharing Forum” atau dikenal sebagai KSF, dengan mengangkat tema “Strategi dan Kiat Sukses Mengikuti Program MBKM IISMA”.

KSF seri ke-28 ini diselenggarakan secara daring pada Jumat, 13/1/2022 dan disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube UT-TV. KSF yang mengupas tuntas IISMA ini menghadirkan 3 (tiga) narasumber yang ahli di bidangnya. Ketiga narasumber tersebut adalah Ketua Program IISMA Dr. Eng. Ir. Rachmat Sriwijaya, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng.; Muhammad Bijaksabara Himawan, Alumni IISMA 2022 yang juga merupakan mahasiswa prodi Ilmu Pemerintahan UT, dan; Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UT, Hendrikus Ivoni Bambang Prasetyo, M.Si. Selain ketiga narasumber tersebut, hadir pula Rektor UT, Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. Siaran langsung ini pun ditonton oleh lebih dari 1.600 penonton melalui siaran langsung UT-TV.

Forum pun dibuka dengan sambutan oleh Rektor UT. Dalam sambutannya Beliau menyatakan harapannya dengan KSF ini dapat menginspirasi seluruh mahasiswa yang berkeinginan belajar di luar negeri dapat terbantu. Menurutnya, konsep VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity) mewakili bagaimana dinamisnya dunia saat ini dan dunia ke depannya. “Globalisasi dan perkembangan IPTEK terjadi ke seluruh pelosok tanah air, bahkan manusia sedang ‘digiring’ menuju satu peradaban baru dimana teknologi menjadi penyangga kehidupan kita”, ucapnya. UT pun berusaha menjadi pemimpin dan selalu bergerak selangkah ke depan dalam pemanfaatan teknologi dalam PTTJJ. MBKM yang digagas oleh Mendikbudristekdikti ini pun merupakan cara baru yang memungkinkan mahasiswa mencapai kompetensi yang tidak hanya terbatas pad acara tradisional, tetapi cara non-tradisional yaitu mahasiswa dapat memperoleh kompetensi di luar program studi yang diambilnya. UT pun menyelenggarakan KSF ini sebagai bentuk dukungan pada MBKM, karena tugas UT bukan hanya menciptakan manusia yang sukses dan berprestasi tetapi juga sukses hidup di tengah masyarakat, tidak hanya sebagai local citizen tetapi juga global citizen.

Selanjutnya narasumber pertama Ketua Program IISMA Dr. Eng. Ir. Rachmat Sriwijaya, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. menyampaikan materinya. Menurutnya, IISMA mempersiapkan mahasiswa yang mempunya koneksi dan jaringan secara global, karena IISMA bertujuan tidak hanya membentuk local leaders tetapi global leaders, yang nantinya siap tidak hanya di ranah domestic tetapi juga internasional. Beliau menyatakan bahwa, “IISMA memungkinkan mahasiswa untuk belajar di universitas-universitas terbaik di dunia, mempelajari mata kuliah yang diminati bahkan selain mata kuliah yang linier dengan program studinya, serta mengalami budaya baru dan mengembangkan jejaring internasional sambil memperoleh 20 SKS yang dapat direkognisi oleh kampusnya.” Beliau pun menerangkan serangkaian persyaratan untuk lolos pada seleksi IISMA, serta berbagai fasilitas dan tunjangan yang ditawarkan IISMA. Pada 2022 pun, pendaftar IISMA sebanyak 7.501 mahasiswa sedangkan yang berhasil dan diterima pada program IISMA sebanyak 1.155 mahasiswa. IISMA pun memiliki cakupan sebanyak 72 universitas mitra yang tersebar pada 4 benua di seluruh dunia.

Narasumber selanjutnya adalah Alumni IISMA 2022 Bijaksabara yang juga merupakan mahasiswa UT program studi Ilmu Pemerintahan. Bijaksabara pun berkesempatan membagikan pengalamannya selama 4 bulan menuntut ilmu di Korea University. Beliau pun berharap dengan pengalaman yang akan dibagikan, semakin banyak mahasiswa UT yang juga menjadi alumni IISMA ke depannya, “Kalau angkatan saya hanya satu orang, tahun-tahun selanjutnya harus 10, harus 100, mahasiswa UT yang berhasil di IISMA”, tambahnya. Seperti yang telah dijelaskan oleh Rachmat Sriwijaya, terbukti Bijaksabara pun mengambil mata kuliah-mata kuliah yang tidak linier dengan studinya yaitu Ilmu Pemerintahan, justru Beliau mengambil keempat mata kuliah ini, User Experience & Psychology; Marketing Management; Popular Culture; dan Beginner Korean 1.

Bijaksabara pun membagikan pengalamannya di bidang akademik serta non-akademik yang berupa proyeknya bersama awardee IISMA lainnya membuat pagelaran berjudul “The Motherland” yang memperkenalkan batik di kancah internasional serta berbagai pengalamannya travelling di Korea Selatan dan berbagai pengalaman unik lainnya. Sebagai penutup, Bijaksabara menyampaikan pesannya yang diharapkan dapat menginspirasi mahasiwa lain untuk berhasil menjadi awardee IISMA. Pertama, pelajari dan explore motivasi dan keinginan belajar di luar negeri, serta pahami secara komprehensif segala aturan, kelebihan, tantangan, dan saingan dalam menjadi awardee IISMA. Selain itu, modal berupa kemampuan Bahasa Inggris serta portofolio yang luar biasa menjadi sebuah keharusan. Terakhir, jangan ragu untuk mencari mentor yang dapat membimbing dan menyempurnakan seluruh berkas dan persiapan.

Narasumber ketiga adalah Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UT, Hendrikus Ivoni Bambang Prasetyo, M.Si. Beliau menjelaskan bahwa bagai mahasiswa UT yang menjalani program IISMA yang memungkinkan mahasiswa untuk berkuliah selama satu semester di luar negeri dan mengambil 4 mata kuliah, UT sudah berkomitmen untuk mengonversikan 4 mata kuliah tersebut menjadi 20 SKS. Selain itu, melihat dari ketentuan Kemendikbudristekdikti, Bambang Prasetyo memaparkan bahwa beberapa persyaratan penting untuk mahasiswa UT pendaftar IISMA adalah bukan mahasiswa alih kredit; tidak sedang bekerja; bukan merupakan mahasiswa luar negeri; serta yang terpenting adalah mahasiswa harus tetap meregistrasik Mata Kuliah di UT, ini diwajibkan agar mata kuliah yang diambil di luar negeri dapat dikonversikan ke mata kuliah yang ada di UT. Beliau pun menambahkan, tips menarik yang sangat penting dalam mendaftar IISMA adalah pembuatan esai tentang pencapaian yang pernah diraih, serta rencana kegiatan berkomunitas  di tempat yang dituju, serta pentingnya portofolio. “Namun segala dokumen tersebut harus dibarengi dengan kemampuan verbal saat wawancara di mana pendaftar harus beretika baik dengan rasa percaya diri tinggi namun tidak berlebihan”, tegasnya.

Penyelenggaraan KSF oleh UT didasari pada misi UT untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas mahasiswanya. Selain itu, forum ini merupakan dukungan UT terhadap penyelenggaraan MBKM melalui IISMA oleh Kemendikbudristekdikti. Dengan ini, usaha UT untuk  berkontribusi dalam menciptakan generasi yang berkualitas dengan taraf internasional pun selangkah lebih dekat.

Tags: