Majelis Wali Amanat UT Pilih Prof. Ainun Naim sebagai Ketua pada Rapat Perdana MWA

Selama 38 tahun berdiri, Universitas Terbuka (UT) selalu berproses meningkatkan kualifikasinya dari waktu ke waktu. Terakhir, pencapaian status hukum UT sebagai Perguruan Tinggi Negeri telah resmi mencapai tingkat teratas yaitu bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Transformasi ini secara resmi disahkan pemerintah melalui PP No. 39 Tahun 2022 tentang Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Universitas Terbuka. Dalam prosesnya menjadi sebuah PTN-BH, UT diwajibkan melengkapi organ penting pada organisasinya. Selain Rektor dan Senat Akademik Universitas (SAU), UT juga harus memiliki Majelis Wali Amanat (MWA). Berdasarkan PP No. 39 Tahun 2022, MWA merupakan organ UT yang menyusun, merumuskan, dan menetapkan kebijakan, memberikan pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum, dan melaksanakan pengawasan di bidang non akademik. Berdasarkan pengertian ini, MWA memegang peran penting dalam langkah UT menjalankan seluruh visi misinya.

UT selalu bergerak dinamis dan gesit dalam mengambil keputusan. Terbukti pada awal tahun 2023 ini, tepatnya pada Selasa 10/1/2023, UT menggelar rapat perdana MWA secara hybrid. Rapat ini diselenggarakan secara offline di Ruang Operation Room Gedung BKUK, Kantor Pusat UT, Pondok Cabe, serta dihadiri pula secara online via Zoom Meeting. Rapat ini dihadiri secara luring oleh Rektor UT, Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D., Ketua SAU, Prof. Dr. Chanif Nurcholis, M.Si., beserta 10 anggota MWA lainnya, sedangkan secara daring dihadiri oleh Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.IP., Dra. Tjitjik Srie Tjahjandarie, Ph.D. yang juga mewakili Mendikbudristekdikti Nadiem Anwar Makarim B.A., M.B.A., serta Prof. Ainun Naim, Ph.D., M.B.A. Rapat perdana MWA ini memiliki 3 (tiga) agenda utama, yaitu Pengenalan Anggota MWA, Pemilihan Ketua dan Sekretaris MWA, serta Pengesahan RKA Tahunan UT oleh Ketua MWA terpilih.

Rapat dibuka oleh Ketua SAU serta jalannya rapat dipimpin oleh Rektor UT. Pada agenda pertama, 17 orang anggota MWA saling bergantian memperkenalkan diri. 17 orang anggota MWA ini terdiri dari Menteri (Mendikbudristekdikti), Rektor, Ketua SAU, 5 (lima) orang wakil dari SAU, 3 (tiga) orang wakil dari Dosen bukan anggota SAU, 1 (satu) orang wakil dari Tenaga Kependidikan, 3 (tiga) orang wakil dari masyarakat, 1 (satu) orang wakil dari alumni UT, serta 1 (satu) orang wakil dari Mahasiswa UT.

Pada sesi perkenalan diri ini, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko sebagai alumni UT mengucapkan rasa terima kasihnya sebagai anggota MWA. Beliau menyatakan bahwa UT berperan penting dalam membantu dan mempermudah karirnya sebagai pemimpin di bidang kemiliteran. “UT memberikan pelajaran dan warna tersendiri dalam segi kepemimpinan yang saya terapkan di militer. Karena itu, saya sebagai anggota MWA memiliki tujuan utama, membesarkan UT,” pungkas Moeldoko.

Selanjutnya Prof. Tjitjik pun mengutarakan harapannya agar dapat berkontribusi bagi kemajuan UT, serta menyampaikan salam hangat dari Mendikbudristek yang menyampaikan harapannya agar Rapat berlangsung lancar, dan UT dapat berjalan secara utuh sebagai PTN-BH dengan adanya MWA ini. Prof. Ainun Naim pun turut menyampaikan apresiasinya sebagai anggota MWA. Beliau yang juga pernah menjadi Ketua Dewan Pengawas UT, serta banyak berperan penting dalam perjalanan UT menjadi PTN-BH pun mengungkapkan harapan Beliau atas kemajuan UT setelah menjadi PTN-BH.

Usai perkenalan diri seluruh anggota MWA, sesi rapat berlanjut ke agenda Pemilihan Ketua dan Sekretaris MWA. Agenda diawali oleh Prof. Ojat yang menyampaikan bahwa pemilihan ini akan dilaksanakan dengan cara musyawarah mufakat, dan akan berlanjut dengan pemilihan suara apabila metode musyawarah mufakat tidak berhasil. Dalam kesempatan tersebut Prof. Ojat mengusulkan nama Prof. Ainun Naim sebagai Ketua MWA, mengingat pengalaman dan sejarah panjang Prof. Ainun bersama UT. Prof. Ojat menyampaikan pastinya Beliau sudah memahami UT secara keseluruhan sehingga tepat bila menjadi Ketua MWA.

Prof. Tjitjik mengungkapkan syarat sebagai Ketua MWA bahwa selain mengetahui UT secara keseluruhan, Ketua MWA juga harus memiliki fleksibilitas, serta kemampuan akses eksternal. Untuk itu Prof. Tjitjik pun mendukung usulan Pak Rektor untuk mengusulkan Prof. Ainun sebagai Ketua MWA. Di samping itu Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko pun menyampaikan pandangannya terkait seorang pemimpin yang harus berprinsip pada 3M (Move, Motivate, Make a difference). “Ketua MWA harus berpegang juga dengan 3M ini, sehingga dapat membawa MWA progresif secara positif,” tegas Pak Moeldoko. Beliau pun menyampaikan bahwa dirinya siap berkontribusi bagi MWA, namun sebagai anggota, bukan Ketua, sehingga Beliau pun mendukung pula Prof. Ainun sebagai Ketua MWA UT.

Dengan dukungan dari seluruh anggota MWA, Prof. Ainun pun menjadi calon utama Ketua MWA, selanjutnya forum memohon tanggapan serta kesediaan Beliau menjadi Ketua MWA. Prof. Ainun pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwa menjadi Ketua MWA bukanlah tugas mudah, namun Beliau menyanggupi amanah seluruh anggota MWA menjadi Ketua MWA. “Ini bukan tugas mudah, namun dengan dukungan dan kontribusi seluruh anggota, apalagi motivasi yang telah diberikan Pak Jenderal Moeldoko, Prof. Tjitjik, dan Pak Rektor, Insya Allah, saya bersedia dan sanggup diberikan amanah ini,” ucap Prof. Ainun. Dengan pernyataan ini, maka Prof. Ainun Naim pun terpilih sebagai Ketua MWA melalui musyawarah mufakat para anggota MWA.

Setelah pemilihan Ketua, acara dilanjutkan dengan pemilihan Sekretaris MWA. Prof. Tjitjik menyampaikan pandangan bahwa Sekretaris MWA sebaiknya berasal dari internal UT untuk meringankan tugas Ketua MWA yang juga memiliki tanggung jawab besar. Dengan adanya support dari internal UT, hubungan antara MWA dan komponen lain di UT akan mudah dijembatani sehingga tercipta harmoni yang dapat membawa UT lebih progresif. Nama Dr. Ake Wihadanto, S.E., M.T., anggota MWA yang merupakan Dosen Fakultas Ekonomi mewakili Dosen bukan Anggota SAU, diusulkan sebagai Sekretaris MWA. Rektor menyampaikan bahwa Dr. Ake sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan UT, sehingga memiliki kemampuan dan pengetahuan komprehensif terkait segala proses bisnis di UT, karena Beliau sebelum ini berada di garda terdepan dalam penjaminan mutu UT. Selanjutnya anggota MWA lainnya Prof. Dr. Paulina Pannen, M.Ls. turut mendukung Dr. Ake sebagai Sekretaris MWA. “Dengan pengalaman Prof. Ainun dan perannya selama bersama UT, ditambah dengan ilmu dan pengalaman Dr. Ake di akar rumput, akan menciptakan kombinasi yang serasi,” ucap Prof. Paulin.

Selanjutnya, Dr. Ake menyampaikan tanggapannya bahwa Beliau awalnya tidak menyangka akan diusulkan sebagai Sekretaris, namun secara pribadi Beliau menyatakan siap untuk berkontribusi dan membantu peran Prof. Ainun dan secara bersama-sama menjalankan amanah sebagai MWA. Dengan pernyataan ini, forum rapat MWA pada kali pertama tersebut telah menetapkan Prof. Ainun sebagai Ketua dan Dr. Ake sebagai Sekretaris MWA UT.

Agenda rapat MWA terakhir pada tanggal 10/1/2023 tersebut yaitu pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKA-T) UT. Prof. Ojat membuka agenda terakhir ini dengan melaporkan bahwasanya tren mahasiswa yang registrasi di UT terus meningkat bahkan melompat, sehingga berpengaruh juga pada penerimaan atau PNBP UT tiap tahun. “Hal ini membuktikan bahwa posisi keuangan UT sangat sehat,” tutur Prof. Ojat. Selain itu, Beliau juga melaporkan bahwa Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) UT pada 2020 hingga 2022 meningkat secara signifikan setiap tahunnya. Setelah laporan tersebut, Prof. Ainun Naim selaku Ketua MWA terpilih menambahkan ulasan bahwa Beliau telah membedah pula RKA-T UT ini dan menyatakan bahwa Beliau sudah menyetujui dan siap menandatangani lembar pengesahan. Pernyataan ini pun menutup agenda rapat MWA pada saat itu. Rapat perdana MWA ini pun secara resmi berakhir dan ditutup oleh Ketua SAU, Prof. Dr. Chanif Nurcholis, M.Si.

Rapat perdana MWA ini merupakan sebuah pijakan awal bagi MWA yang merupakan organ penting UTsebagai PTN-BH. Dengan adanya MWA, serta anggota-anggotanya yang sangat kompeten di berbagai bidang, pergerakan UT sebagai PTN-BH akan jauh lebih gesit, terukur, dan dapat membawa UT terbang lebih tinggi sebagai Perguruan Tinggi Negeri berkualitas yang mampu menjangkau semua lapisan masyarakat untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa.