KSF 24: Upgrading Knowledge and Skill with Microcredentials

Pada hari Kamis (17/2/2022) Universitas Terbuka kembali menyelenggarakan Knowledge Sharing Forum (KSF) ke-24 dengan mengusung tema “Upgrading Knowledege and Skill with Microcredentials”. Seminar tersebut dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan YouTube Channel UT TV dengan dihadiri oleh mahasiswa, akademisi dan praktisi dengan jumlah lebih dari 600 orang. Mengundang dua narasumber yaitu Dr. Ethel Agnes P. Valenzuela selaku Director of the SEAMEO Bangkok dan Prof. Paulina Pannen, M.Ls., merupakan Director of Indonesia Cyber Education Institute (ICE Institute). Rektor Universitas Islam Malang, juga menjabat sebagai Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof. Dr. H. Maskuri, M. Si. memberikan Opening Remark nya di KSF ke 24 ini.

KSF 24

Acara dibuka oleh sambutan Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. selaku Rektor Univeritas Terbuka. Kegiatan seminar KSF ke-24 ingin memberikan edukasi tentang pentingnya sertifikasi spesifik melalui online course atau kita sebut sebagai  microcredentials. Dewasa ini, melatih skill individu menjadi sebuah keharusan dalam memasuki dunia industri. Kebutuhan yang terfokus serta kompetensi yang meningkat, mengharuskan lulusan (fresh graduate) untuk dapat menyesuaikan kemampuannya terutama dalam dunia digital. Maka dari itu, seminar ini memaparkan informasi tentang microcredentials yang akan berguna untuk memasuki dunia industri.

Sebagai Wakil Ketua FRI, Prof. Maskuri sangat mendukung kegiatan KSF yang dilaksanakan di tengah COVID-19. Sesuai dengan tema KSF kali ini, microcredentials, dirasa masih banyak tantangan yang harus diselesaikan. Untuk itu beliau berharap adanya forum-forum yang membahas microcredentials untuk dapat memberikan wawasan yang luas. Beliau menambahkan kedepannya microcredentials bisa dikembangkan dan dimplementasikan lebih baik lagi.

Narasumber pertama Dr. Ethel Agnes P. Valenzuela memaparkan materi dengan tema “Microcredential: Trend, Status & Way Forward”. Menurutnya, perkembangan teknologi akan mengubah serta merevolusi segala hal atau dikenal dengan istilah “digitalisasi”. Kondisi tersebut harus bisa kita terima, dengan terus mempelajari penggunaan teknologi juga dengan mengasah skill individu. Selain itu, beliau juga memaparkan tantangan serta manfaat microcredential yang bersumber langsung dari kondisi di Australia.

Dilanjutkan pemaparan materi oleh Prof. Paulina Pannen, M.Ls., dengan tema “Microcredentials in Indonesia”. Beliau menuturkan bahwa microcredentials menawarkan kemudahan serta fleksibilitas bagi mahasiswa untuk belajar. Microcredentials menawarkan program yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan industri, dalam menciptakan digital talent yaitu mereka yang mampu berkompetensi dalam dunia digital. Beliau juga menuturkan bahwa sebenarnya lulusan universitas memiliki jarak dan ketebatasan skill yang dibutuhkan dalam dunia industri. Maka dari itu, microcredentials akan membantu dalam mengasah skill dalam kurun waktu yang relatif singkat. Acara ini dipandu oleh Siti Hadianti, S.Pd., M.Pd., Dosen Program Studi Bahasa Inggris FKIP-UT yang juga memandu sesi tanya jawab di akhir acara. Tak lupa ada  penyerahan sertifikat kepada narasumber secara virtual menjadi penutup dari KSF ke 24 ini.