UT Dukung Peranan UMKM pada Studium Generale III di Bali

Pasca pandemi Covid-19 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mulai bangkit. Para pelaku UMKM beradaptasi dengan eksositem digital dimana hal ini membawa pengaruh yang signifikan dalam perkembangan UMKM. Studium Generale III yang dilaksanakan Universitas Terbuka (UT) kali ini mengangkat tema “Peran UMKM dalam Menghadapi Persaingan Global Pasca Pandemi.” Kegiatan ini terselenggara dengan adanya kerja sama UT dengan MPR RI dan Pemerintah Provinsi Bali. Studium Generale III dilaksanakan secara hybrid dari Wiswa Sabha, Denpasar, serta disiarkan di platform Youtube dan Zoom, Sabtu (27/11/2022).

Acara ini menjadi sangat menarik dengan hadir secara tatap muka Ketua MPR RI , H. Bambang Soesatyo, S.E., M.B.A. dan Gubernur Bali, Dr. Ir. Wayan Koster, M.M., serta hadir secara virtual Bapak Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA., MBA.

Acara dibuka oleh Rektor UT, Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D.  Beliau menyampaikan bahwa UT sebagai pelopor Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTTJJ), ikut berkontribusi dalam mendorong sektor perekonomian Indonesia melalui kajian ilmiah, memotivasi para pelaku UMKM, dan membangkitkan potensi masyarakat umum, khususnya mahasiswa UT. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Prof. Ojat berharap perserta semakin termotivasi untuk mulai berwirausaha dan tergerak dalam menghadapi persaingan pascapandemi.

Keynote speaker disampaikan oleh Ketua MPR RI, H. Bambang Soesatyo, S.E., M.B.A., yang biasa disapa Pak Bamsoet, menjelaskan bahwa wirausaha pascapandemi perlahan mulai membaik. “Namun ada tanangan ekonomi yang perlu dicermati, yaitu tantangan yaitu resesi global dan ketegangan geopolitik (Amerika dan China, serta Rusia dan Ukraina),” sampai Pak Bamsoet yang juga merupakan dosen Prodi Ilmu Administrasi Bisnis FHISIP UT. Dampak resesi tersebut diantaranya kebangkrutan yang mengancam dunia usaha, sambung Pak Bamsoet. Tegas beliau, pentingnya menguatkan ketahanan ekonomi, melalui penguatan UMKM.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA., MBA., melalui tayangan video memberikan apresiasi kepada UT yang menyelenggarakan Studium Generale III dengan tema UMKM. Beliau menambahkan bahwa keberadaan UMKM merupakan pilar penting bagi pembangunan sebuah negara. Untuk itu, dengan bangkitnya UMKM, maka perekonomian akan menggeliat kembali. Beliau berharap agar kegiatan ini dapat memberi inspirasi dan motivasi kepada generasi muda terkait peluang usaha. Jelas Pak Sandiaga, UMKM perlu memanfaatkan teknologi informasi, untuk memenangkan persaingan di kancah nasional maupun global.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi talkshow yang dipandu oleh Prof. Dr. Maximus Gorky Sembiring, M.Sc., dosen FKIP UT. Narasumber talkshow yaitu Gubernur Bali, Dr. Ir. Wayan Koster, M.M., Dosen Universitas Negeri Yogyakarta, Adi Cilik Pierewan, M.Si, Ph.D., Pengusaha oleh-oleh Bali sekaligus owner toko Krisna, I Gusti Ngurah Anom atau yang akrab dengan panggilan Ajik Krisna, dan Dosen FHISIP UT, Dr. Agus Santosa, M.M.  

Bapak Wayan Koster menyampaikan bahwa pengembangan industri melalui UMKM dan juga koperasi sangat tepat untuk dikembangkan di Bali mengingat karaktersitik demografis dan geografis Bali yang kaya budaya dan kekhasan alam. Beliau menambahkan bahwa UMKM Bali mampu bersaing secara global, karena Bali memiliki karakter yang unik dan potensi yang besar. Untuk dapat survive, beliau menyampaikan bahwa masyarakat Bali harus bergantung kepada potensi yang ada di Bali. 

Sebagai pengusaha sukses oleh-oleh khas di Bali, Ajik Krisna mengakui adanya tantangan yang dilalui ketika menghadapi pandemi Covid-19. Namun dirinya terus belajar dan melakukan inovasi-inovasi pada varian dan rasa produk kacang Bali, juga dengan varian premium untuk pie susu. Beliau menjelaskan bahwa untuk memasarkan produknya beliau terbantu dengan teman-temannya yang sebagian besar merupakan artis.

Menurut Bapak Adi Cilik, jejaring yang dimiliki oleh Bapak Ajik Krisna menjadi kekuatan modal sosial yang sangat penting. Beliau menambahkan bahwa teman tidak dapat terdegradasi, untuk itu pentingnya mempunyai jejaring pertemanan sebagai modal sosial. Bisnis tidak melulu mencari untung melainkan juga waktu untuk berbagi. Jika UMKM mempunyai modal sosial yang tinggi, maka pada saat kritis hal tersebut dapat dilalui dengan baik. 

Di era penuh ketidakpastian, Bapak Agus Santosa memaparkan perlu adanya kerja sama dengan kemitraan. Dalam UMKM, kemitraan adalah ekosistem yang perlu disinergikan. Kemitraan tersebut merupakan pentahelix yang terdiri dari akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media.