Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) sebagai Role Model Pembelajaran Utama di Era New Normal

Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) saat ini menjadi sebuah pilihan di tengah pandemi Covid-19. Pola pelaksanaan pendidikan tatap muka tidak bisa dilaksanakan sementara waktu karena aturan pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah. Isu hangat dunia pendidikan ini diangkat pada Seminar Web (Webinar) nasional yang digelar Rabu (3/6/2020) secara virtual melalui platform Microsoft Teams hasil kerja sama antara Ikatan Alumni Universitas Terbuka (IKA-UT) bersama UT dan Perhimpunan Organisasi Alumni PTN Indonesia (HIMPUNI).

Narasumber utama (keynote speaker) dalam webinar ini  adalah Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.IP., M.A.P. (Ketua Umum IKA UT, Kepala Staf Kepresidenan RI). Sementara narasumber lainnya yakni Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. (Rektor Universitas Terbuka), Dr. Maryono, S.E., M.M. (Koordinator Presidium HIMPUNI), Dr. Ir. Basuki Yusuf Iskandar, M.A. (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan SDM, Kementerian Komunikasi dan Informatika), dan Prof. Dr. Aris Junaedi, Ph.D. (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan). Bertindak sebagai moderator Dr. Sri Sediyaningsih, M.Si. (Kepala Pusat Pengembangan Hubungan Internasional dan Kemitraan UT) atau yang lebih akrab dikenal dengan panggilan Dian Budiargo.

Pembicara pertama Moeldoko mengapresiasi Pendidikan Jarak Jauh yang telah dikembangkan oleh UT sejak 35 tahun silam. Hal ini juga berperan dalam mendukung program pemerintah yang menempatkan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pada posisi pertama menuju Indonesia Maju. Ia juga mengungkapkan bagaimana wabah Covid-19 telah  membawa berkah positif bagi peran orang tua dalam pendidikan karakter anak melalui proses belajar di rumah. Di sisi lain para guru dapat melatih keterampilan dalam memanfaatkan teknologi.

 

Selanjutnya pembicara kedua, Aris Junaedi menambahkan bahwa PJJ merupakan sistem pendidikan yang paling sesuai dengan mengacu Protokol Kesehatan Covid-19 yang berlaku yaitu adanya pembatasan fisik (physical distancing) untuk mencegah penularan Covid-19. Melalui PJJ, proses belajar mengajar tetap berlangsung tanpa perlu tatap muka secara langsung. Saat ini, Kemendikbud menyediakan platform pembelajaran yang dapat dimanfaatkan oleh perguruan tinggi melalui www.spada.kemendikbud.go.id.

Pembicara ketiga, Ojat Darojat memaparkan bahwa UT juga turut serta membantu penyelenggaraan interaksi akademik melalui pembelajaran dalam jaringan (daring). Ia juga mengungkapkan terjadinya pergeseran paradigma pembelajaran dari pola tatap muka menjadi blended learning maupun fully online. Keberhasilan dalam pembuatan bahan ajar digital, lanjut Ojat,  dijembatani oleh teknologi yang memadai, dukungan dari para ahli di bidang konten, media, IT, desain dan lain-lain. “PJJ menjadi program strategis yang dibutuhkan semua perguruan tinggi, literasi edukasi dan internet bagi masyarakat,” tegas Ojat.

Basuki Yusuf Iskandar, selaku pembicara keempat, mengakui bahwa masih terdapat daerah yang belum mendapatkan akses internet (blind spot). Untuk mendukung akses internet bagi seluruh masyakat Indonesia, Kementerian Kominfo telah meluncurkan Palapa Ring dan memperluas jangkauan fiber optik. Pembicara terakhir Maryono, menyampaikan bahwa saat ini Indonesia telah memasuki generasi kelima dimana model PJJ telah sampai pada e-learning dengan memanfaatkan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK). 

Pihak IKA-UT mengungkapkan bahwa Webinar nasional ini diikuti lebih dari 15 ribu peserta. (*)