“Fully Online” Tantangan dan Harapan

Universitas Terbuka (UT) mengadakan wisuda yang dihadiri oleh 961 lulusan terpilih, dari 8.349 lulusan di seluruh Indonesia pada Selasa, 6 Oktober 2015, bertempat di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten.

Ada yang lain pada wisuda kali ini, UT telah menggoreskan tinta prestasinya di Indonesia, karena untuk pertama kalinya mewisuda magister dari program “fully online”. Pertama dan hanya di Universitas Terbuka, lulusan Pascasarjana dapat diperoleh dengan sistem “fully online” dan lebih membanggakan lagi, ternyata lulusan program “fully online” memperoleh indeks prestasi kumulatif (IPK) sangat memuaskan.

Wisudawan Pascasarjana Fully Online UT 2015

Suharta, seorang guru di Jakarta berhasil meraih penghargaan karena mempunyai IPK 4,00 diselesaikan dalam kurun waktu 2 tahun masa tempuh pendidikannya. Selain itu, tujuh wisudawan pascasarjana lainnya juga tidak kalah membanggakan karena seluruhnya meraih IPK diatas 3,00. Dari total 8 wisudawan dari program Pascasarjana “fully online”, seluruhnya meraih prestasi yang membanggakan. Harapan baru terwujud dengan adanya metode “fully online” menambah kesempatan bagi masyarakat untuk terus berkarya dan sekaligus meningkatkan pendidikannya, walau tantangan akan kemandirian juga cukup besar.

Sehari sebelum pelaksanaan wisuda, UT juga mengadakan Seminar Wisuda yang diusung dengan tema “Pengembangan Sumber Daya Berkualitas Sejak Usia Dini”. Seminar ini menghadirkan pembicara yang juga berkualifikasi di bidangnya, Ir. Harris Iskandar, Ph.D, Dirjen PAUD dan Pendidikan masyarakat Kemendikbud, dan Septi Peni Wulandari, Founder Jarimatika dan Ibu Profesional. Dalam sambutannya, Rektor UT, Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D menyatakan pentingnya pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan sejak dini untuk menghadapi pesatnya perkembangan ilmu, teknologi, dan budaya. Manusia Indonesia tak terhindarkan akan menghadapi persaingan global. Hal ini berdampak pada penyerapan tenaga kerja penduduk domestik usia produktif yang bersaing dengan tenaga kerja asing secara setara. Terlebih lagi pada tahun 2015 ini bangsa Indonesia harus mengimplementasikan pasar tunggal MEA.