Menteri Nadiem Makarim dalam Webinar AAOU #2: Merdeka Belajar, Kampus Merdeka sebagai Wujud Inovasi dan Akselerasi Kualitas Pendidikan Tinggi

Setelah menggelar webinar perdananya pada bulan Maret, webinar the Asian Association of Open Universities  (AAOU) kembali hadir dengan mengusung tema: Challenges and Opportunities of ODL Post-Covid19. Webinar yang berlangsung daring via Zoom dan disiarkan langsung secara online di kanal YouTube UT TV ini disaksikan tidak hanya peserta dari dalam negeri namun juga hadir peserta dari Malaysia, Pakistan, Sri Lanka, Korea, dan negara Asia lainnya.

Seperti yang kita ketahui ketika pandemi Covid-19 muncul, semua kegiatan yang bersifat tatap muka beralih menjadi secara daring, termasuk dunia pendidikan. Perlahan kegiatan kembali seperti semula di era kenormalan baru saat ini dan memasuki era post-pandemi. Cara belajar di sekolah atau perguruan tinggi yang tadinya dilaksanakan secara daring, mulai kembali diselenggarakan secara tatap muka.

Bagi Association of Open Universities (AAOU) sebagai institusi yang menerapkan ODL (Open and Distance Learning) atau disebut juga Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (PTJJ) tentu hal tersebut menimbulkan tantangan dan peluang. Untuk membahas hal tersebut webinar kali ini mengundang dua pembicara yaitu Assoc. Prof. Dr. Ahmad. Izanee Awang, Vice Chancellor Open University Malaysia (OUM) dan Dr. Zahid Majeed, Director Academic Planning and Course Production Allama Iqbal Open University Pakistan. Acara webinar dipandu oleh Wakil Rektor Bidang Pengembangan Institusi dan Kerjasama UT sekaligus Sekretaris Jenderal AAOU, Rahmat Budiman, M.Hum., Ph.D. dan selaku moderator yaitu Raveenthiran Vivekanantharasa, Lecturer at Faculty of Education, Open University of Srilanka.

Acara terlebih dahulu dibuka oleh sambutan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. Dalam sambutannya beliau memaparkan  “Pandemi Covid-19 yang mengubah cara belajar anak didik secara drastis dari yang semula melibatkan interaksi dan tatap muka langsung menjadi harus dilakukan secara daring, sehingga bagi kebanyakan kampus menuntut adaptasi cukup lama dan sulit, hal ini memperlihatkan pendidikan di Indonesia belum mampu menghadapi perubahan secara cepat dalam skala global,” ujar Pak Nadiem.

Menurut Mas Menteri, pengalaman dan praktik baik yang dimiliki oleh Universitas Terbuka (UT) dapat dibagikan untuk pengembangan sistem pembelajaran yang lebih fleksibel dan akomodatif bagi mahasiswa. Bekal pengalaman ini bisa menjadi bahan refleksi untuk menghasilkan inovasi baru, dengan terus memandang ke depan, mempersiapkan mahasiswa dan dosen yang punya kemampuan dan pengetahuan yang semakin dibutuhkan di masa depan. Kemdikbudristek juga melakukan inovasi, terobosan, dan akselerasi dalam kualitas bidang pendidikan salah satunya yaitu “Merdeka Belajar, Kampus Merdeka.”

“Selain itu, saat ini kualitas perguruan tinggi dinilai oleh Indikator Kerja Utama (IKU), sehingga tidak hanya mahasiswa yang melakukan inovasi dengan belajar di luar kampus, tetapi juga para dosen perlu dimotivasi untuk belajar dan berkembang dengan beraktifitas di luar kampus, seperti magang di industri atau dengan melakukan riset di perguruan tinggi lain,” tegas Mendikbudristek. “Pertukaran ilmu dengan lintas institusi sebagai wujud saling belajar dan bergotong royong dalam berinovasi dan bertranfromasi ke arah yang lebih baik dan ini perlu dimanfaatkan oleh UT untuk mengembangkan pendidikan yang fleksibel dengan tetap mengedepankan kualitas,” sambung Mendikbudristek. Beliau menambahkan, bahwa kunci dari berkembangnya Universitas Terbuka adalah kampus yang memerdekakan mahasiswa dan dosennya untuk terus berkembang dan berinovasi.

Rektor UT yang juga Presiden AAOU, Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. dalam sambutannya mengucapkan rasa terima kasih kepada Bapak Menteri, pembicara dan moderator yang hadir pada webinar kali ini. Beliau berharap bahwa program seminar seperti ini akan memberikan pemahaman dan pengetahuan terkait isu terkini dalam bidang pendidikan khususnya PTJJ. Sebagaimana yang diketahui bersama bahwa dunia berangsur-angsur pulih dari pandemi Covid-19. Tema yang diusung kali ini merupakan kelanjutan dari webinar sebelumnya yaitu “The ‘Shape’ of ODL Post-Covid19.” Pada seri ini webinar membahas mengenai tantangan dan peluang yang dimiliki PTJJ ketika keadaan sudah kembali normal dari Covid-19.

Prof. Ahmad Izanee Awang, Vice Concellor Open University of Malaysia, yang telah berkiprah di dunia pendidikan dan manajemen lebih dari 30 tahun, dalam pandangannya mengungkapkan bahwa di era pasca Covid19 perlu adanya kesiapan bagi praktisi ODL diantaranya memastikan kembali kualitas pendidikan. Yaitu beralih ke micro-credentials (mata kuliah jangka pendek) hingga memanfaatkan digital marketing supaya lebih dikenal luas oleh masyarakat.

Menurut Dr. Zahid Majeed, Director Academic Planning & Course Production of Allam Iqbal Open University Pakistan, menyampaikan bahwa tantangan yang akan dihadapi pasca Covid-19 adalah literasi terhadap teknologi, koneksi internet hingga berkurangnya materi pembelajaran cetak. Namun, dibalik itu ada peluang yang dapat diraih, seperti kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara virtual. Beliau mengingatkan dengan kegiatan PTJJ yang semuanya bersifat online, maka isu keamanan data juga harus diperhatikan.