Coursera Untuk Kampus

Setelah sebelumnya sukses menyelenggarakan webinar pertama, Institut Pendidikan Siber atau Institute of Cyber Education of Indonesia (ICE-I) dan Universitas Terbuka menyelenggarakan kembali acara webinar kedua pada tanggal 4 November 2020. Webinar tersebut juga disponsori oleh Bank Pembangunan Asia atau Asia Development Bank (ADB) dan Pemerintah Jepang. Webinar ini mengambil tema “Coursera untuk Kampus”.

Seperti yang kita ketahui bersama, Coursera merupakan lembaga penyelenggara Kursus atau Mata Kuliah Daring Terbuka yang Bersifat Masif atau Massive Open Online Course (MOOC). Coursera telah melayani 71 juta peserta pembelajaran yang tersebar di berbagai belahan dunia. Oleh karenanya, bagaimana Coursera dapat memperkuat perguruan tinggi dalam rangka mengembangkan kursus atau mata kuliah adalah dengan cara memastikan bahwa kursus atau mata kuliah tersebut tidak saja memiliki kualitas tinggi, namun juga dipastikan bahwa kursus atau mata kuliah tersebut relevan dengan pasar lapangan kerja; hal itulah yang menjadi fokus webinar kali ini.

Dalam acara tersebut, Coursera diwakili oleh Emily Sands dan Eklavya Bhave. Pembicara pertama adalah wakil presiden Coursera dan sekaligus menjabat kepala data sains Coursera. Narasumber kedua adalah Direktur Pemasaran Wilayah Asia Pasifik Coursera. Sementara itu bertindak sebagai moderator atau pemimpin jalannya webinar adalah Prof. Udan Kusmawan PhD, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka.

Rektor UT, Profesor Ojat Darojat, menyampaikan kata sambutan pembukaan webinar kali ini. Ia menyampaikan bahwa Kursus atau Mata Kuliah Daring Terbuka yang bersifat Masif atau Massive Open Online Course (MOOC) kali ini telah sejalan dengan kebutuhan dalam bidang industri. Rektor UT juga menyampaikan bahwa pada tahun 2019, UT meluncurkan Institut Pendidikan Siber Indonesia, sebuah marketplace atau situs pemasaran daring bagi lembaga-lembaga penyelenggara pembelajaran daring di Indonesia.

Presentasi pertama oleh Emily Sands menjelaskan tentang apa itu Coursera. Jejaringnya meliputi 150 universitas dan 50 mitra dalam bidang industri yang bertindak sebagai pembuat konten atau content producers. Selain itu, 6.400 perguruan tinggi telah bergabung. Yang menarik adalah bahwa perusahaan-perusahaan yang bergabung ikut serta dalam mengembangkan konten, sehingga memperkaya proses pembelajaran dengan sejumlah masukan atau input yang ada di pasar tenaga kerja. Terkait dengan Covid 19, Emily Sands meyakini bahwa pandemi saat ini telah menciptakan tantangan tersendiri bagi perguruan tinggi, seperti penyerapan para lulusan perguruan tinggi di dunia kerja, manajamen biaya dan inovasi. Emily Sands juga menjelaskan tentang program pencocokan mata kuliah, atau disebut Coursematch, yakni program dalam bentuk sebuah katalog mesin berbasis pembelajaran yang memungkinkan para pengguna untuk mencocokkan mata kuliah di perguruan tinggi masing-masing dengan mata kuliah yang tersedia di Coursera.

Narasumber kedua, Eklavya Bhave, menunjukkan bahwa meskipun kampus-kampus dan laboratorium tutup selama pandemi berlangsung, Coursera menawarkan Proyek yang Dipandu atau Guided project. Kegiatan ini merupakan platform daring yang menggunakan alat-alat nyata sehingga memungkinkan para mahasiswa mempelajari ketrampilan praktis. Terdapat 1,5 juta mahasiswa yang sudah bergabung dengan program ini. Fitur lainnya adalah sebuah konten yang dapat menyusun dan membuat toolkit atau alat bantu yang akan membantu para dosen dalam mengembangkan konten daring.

Kedua presentasi yang menginspirasi tersebut kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Selain pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana cara Coursera meningkatkan peluang sukses bagi para lulusannya dalam memasuki dunia tenaga kerja, terdapat juga pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana mengakses Coursera dalam berbagai situasi yang berbeda. Pada bagian akhir, moderator atau pimpinan webinar menutup acara tersebut. Sebagian besar peserta ICE UT-ADB tersebut menginginkan agar Coursera meningkatkan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan di Indonesia.