Simposium Internasional oleh UT dan ICE Institute: Digital Transformation Leading the Change in Higher Education

Universitas Terbuka (UT) bersama Indonesia Cyber Institute (ICE Institute) telah berhasil menyelenggarakan simposium internasional bertajuk "Digital Transformation Leading the Change in Higher Education" pada Selasa 20 Juni 2023. Acara belangsung secara hybrid diikuti oleh partisipan yang hadir di  UT Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan dan juga oleh partisipan melalui platform Zoom, serta streaming melalui channel YouTube UT TV. Simposium tentang tranformasi digital pada pendidikan tinggi ini sukses terselenggara atas kolaborasi antara UT, ICE Institute bersama Tsinghua University dan XuetangX dari China, serta didukung oleh World Bank, UNESCO-ICHEI, Global MOOC and Online Education Alliance, ThaiMOOC sebagai co-organizer acara.

Simposium dihadiri oleh Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D.– Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemndikbudristek) Republik Indonesia, Song Yi - Deputy Director, Department of Higher Education, Ministry of Education, People's Republic of China (rekaman video), Noah Yarrow - Senior Education Specialist, World Bank, dan tim perwakilan INDO China. Hadir pula para perwakilan dari institusi-institusi konsorsium termasuk Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Negeri Jakarta, Bina Nusantara University, dan Pradita University.

Kolaborasi dari para penyelenggara pembelajaran jarak jauh berbasis online tersebut menjadi sangat strategis dalam menyediakan pembelajaran daring global dan menjawab tantangan masa depan. Sebagaimana diketahui, Indonesia Cyber Education (ICE) Institute adalah platform lokapasar (marketplace) pembelajaran/mata kuliah digital yang dipimpin oleh UT, sedangkan XuetangX juga merupakan platform senada di China yang dipimpin Tsinghua University.

Acara simposium bertajuk "Digital Transformation Leading the Change in Higher Education" berlangsung dengan lancar dimana terdapat beberapa agenda menarik antara lain sambutan-sambutan, agenda panel diskusi, penandatangaan persetujuan kerja sama, dan sharing session.

Rektor Universitas Terbuka, Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D. dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerja sama antar keempat lembaga ini diharapkan akan semakin memperluas akses mahasiswa kedua negara untuk memperoleh pendidikan tinggi berkualitas. "Hal ini menjadi momentum yang sangat baik dan bagus untuk mendapatkan berbagai mata kuliah dari berbagai provider berkualitas,” ucap Prof. Ojat. "Di era ini kolaborasi menjadi keniscayaan bagi kita untuk saling berbagi perspektif, fasilitas, dan keunggulan. Itu kenapa kita membangun kerja sama dengan perguruan tinggi lain, termasuk dengan Tsinghua University dan XuetangX," tambah Prof. Ojat.

Hal senada disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek RI, Prof. Nizam, M.Sc., DIC., Ph.D.  yang menyampaikan kerja sama yang telah dilakukan ini diharapkan dapat mendorong ICE Institute dan UT go internasional dan menjadi perguruan tinggi kelas dunia. "ICE Institute sejalan dengan semangat Kampus Merdeka dimana mahasiswa dari Sabang sampai Merauke dapat mengambil kuliah dimana pun," jelas Prof. Nizam.  Lebih jauh Prof. Nizam mengungkapkan, dengan kerja sama ini mahasiswa Indonesia dapat mengakses modul-modul kuliah dari Tsinghua University dan XuetangX dari China selain modul-modul yang sudah ada. Pesan dari Prof. Nizam adalah UT bersama ICE Insitute agar terus memperluas akses pendidikan tinggi berkualitas.

Wang Xiaoxiao, Director of Online Education Center of Tsinghua University dalam kesempatan sama menyampaikan, Indonesia dan China memiliki tantangan sama dengan negara yang luas dan demografi yang besar untuk bersama-sama memberikan akses pendidikan tinggi berkualitas. "Mahasiswa yang berada di wilayah terpencil tetap dapat memiliki akses ke sumber pembelajaran berkualitas seperti Tsinghua University, demikian juga dengan mahasiswa di Indonesia," ujar Wang Xiaoxiao.

Chen Wei, Director of XuetangX menambahkan, platformnya telah diikuti lebih dari 100 juta pembelajar dari berbagai negara dan menjadi platform pembelajaran terbesar kedua di dunia. Ia berharap melalui kerja sama ini akan mampu menghadirkan global hybrid classroom di Indonesia. Sedangkan Prof. Paulina Pannen, M.LS. sebagai pendiri ICE Institute mengungkapkan bahwa ICE Institute  merupakan pusat kuliah daring yang terakreditasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. ICE Institute menyelenggarakan bermacam kuliah online dari banyak perguruan tinggi dan penyedia pembelajaran daring di seluruh Indonesia.  ICE Institute telah didukung 28 mitra perguruan tinggi di Indonesia dan telah menawarkan lebih dari 200 mata kuliah serta telah diikuti oleh 10 ribu mahasiswa secara gratis. Tujuan utama dari ICE Institute adalah untuk memfasilitasi penyediaan pendidikan berkualitas sekaligus menjamin kualitas layanan pembelajaran daring dan pendidikan jarak jauh. Lewat ICE Institute, pengguna akan termudahkan dalam memilih kuliah online yang tepat untuk pengembangan karir di era industri 4.0

Pada sesi panel diskusi para ahli dan praktisi membagikan wawasan dan pengalaman terkait tranformasi didgital dalam pendidikan tinggi. Diskusi pun berlangsung sangat produktif, yaitu berfokus kepada pendekatan inovatif dan strategi untuk beradaptasi dengan perubahan lanskap digital dan juga memenuhi kebutuhan pelajar yang terus berevolusi seiring waktu. Para pembicara pada sesi panel diskusi antara lain dari UT, ICE Institute, Tsinghua University, dan XuetangX, serta para pembicara dari lembaga/perguruan tinggi mitra yaitu dari Thai Cyber University, UI, Binus, China Academy, Universitas Pradita, UNJ, dan lainnya. Beberapa topik menarik yang disampaikan oleh para pembicara pada sesi panel diskusi yaitu terdiri dari 3 tema utama: 1) Perkembangan Digital dan Inovasi dari Platform Pendidikan Daring, 2) Reformasi dari Model Pembelajaran dan Peningkatan Tata Kelola Sistem untuk Perkembangan Digital Pendidikan Tinggi, dan 3) Perkembangan Kemampuan dan Literasi Digital Dosen.

Acara dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerjasama tahap kedua antara XuetangX dan ICE Institute yang dilakukan oleh Prof. Ojat Darojat dan Chen Wei. Persetujuan ini menandai langkah penting dalam memperluas kolaborasi antara kedua institusi dan memperkuat upaya dalam riset, pertukaran di bidang akademis, dan juga perkembangan kurikulum yang relevan dan terkait dengan transformasi digital sebagai upaya untuk bersama-sama mengembangkan pendidikan daring yang berkualitas secara lebih mumpuni.

Simposium diakhiri dengan sharing session mengenai penelitian kolaboratif antara XuetangX dan ICE Institute, dimana kedua belah pihak membagikan pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan riset inovatif di bidang pendidikan.

Simposium ini telah menjadi tonggak penting dalam memperkuat kolaborasi antara ICE Institute, Universitas Terbuka, dan institusi-institusi mitra. Melalui pertukaran wawasan dan pengalaman, dapat diharapkan transformasi digital di bidang pendidikan akan terus berlanjut dan mempunyai dampak positif terhadap perkembangan edukasi di era digital.